Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay mengkritisi Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo yang mengaku sakit hati jika Iriana Joko Widodo (Jokowi) disebut kecewa dengan sebutan petugas partai terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saleh bertanya-tanya apa maksud FX Rudy menyinggung rumah tangga Iriana dan Jokowi.
“Itu bukan konsumsi publik. Kalau disampaikan ke publik, mungkin ada target khusus. Apa itu? Ditanyakan kepada yang menyampaikan saja,” kata Saleh saat dihubungi, Kamis (30/11/2023).
Saleh berharap agar semua pihak, termasuk FX Rudy, menjaga suasana kondusif jelang Pemilu 2024. Dia mengimbau jangan ada lagi yang saling menjelekkan.
“TKN hanya berharap semua pihak bisa menjaga suasana kondusif dalam pemilu mendatang. Tidak boleh saling menjelekkan. Silaturrahim dan persatuan haruslah tetap dijaga,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ketua Fraksi PAN ini juga mengusulkan agar semua peserta pemilu lebih baik mengembangkan visi-misi dan program kerjanya. Terkait pernyataan pribadi dan urusan sektoral, kata dia, sebaiknya diselesaikan saja secara internal.
“Toh, pak Jokowi sampai sekarang adalah kader PDI Perjuangan,” imbuhnya.
Terlepas dari itu, Saleh tidak mau berkomentar lebih jauh berkaitan dengan urusan PDIP. Dia menegaskan pihaknya tidak ada waktu mendiskusikan hal itu.
“TKN tidak punya waktu mendiskusikan pernyataan personal seperti ini. Apa lagi, pernyataan itu ditujukan kepada ibu Iriana. Yang tahu, tentu Ibu Iriana. Apa betul atau tidak seperti itu?” tuturnya.
Pernyataan FX Rudy
Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo heran jika Iriana Joko Widodo (Jokowi) disebut kecewa dengan sebutan petugas partai terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). FX Rudy mengaku agak sakit hati dengan Iriana Jokowi.
Hal ini disampaikan FX Rudy dalam wawancara bersama wartawan di Jakarta, Rabu (29/11). FX Rudy awalnya mengomentari soal ribut-ribut sebutan petugas partai terhadap Jokowi.
“Kalau tersinggung menjadi petugas partai ya suruh nyalonin rakyat lah dulu waktu presiden. Termasuk Mas Gibran. Kemarin kalau berani ya lewat independen, tak lawani dengan Pak Pur dan Pak Teguh,” kata FX Rudy.
FX Rudy mengungkit Pilwalkot Surakarta. FX Rudy menyebut PDIP punya kursi yang cukup untuk mengusung calon di Pilwalkot Solo kemarin. FX Rudy menyinggung pernyataan-pernyataan soal ‘yang memilih itu rakyat’.
“Yang punya rakyat itu PDI Perjuangan yang masuk di PDI Perjuangan. Untung saya punya 30 kursi dari 45. Kalau ndak dipret juga saya. Yang milih rakyat, rakyat mana? Anak njenengan nggak mungkin dapat rekomendasi dari Megawati Soekarnoputri karena Bu Mega punya hak prerogratif dan masih sayang kepada Pak Joko Widodo yang saat itu belum ketawan bobroknya,” ujar FX Rudy.
FX Rudy menyebut istilah petugas partai selama ini disalahpersepsikan oleh buzzer. FX Rudy kemudian menyebut dirinya sakit hati dengan Iriana.
“Disalahpersepsikan oleh buzzer-buzzernya beliau. Saya agak sakit hati karena Bu Iriana menyampaikan bahwa kecewa dengan Pak Jokowi dihina sebagai petugas partai. Kalau saya menilainya biasa kan dengan Bu Iriana. Kok, Mbak Mega itu kan bukan siapa-siapa. Wong mertuanya meninggal saja nggak ngelayat kok. Jadi apa yang disampaikan di media dengan apa yang terjadi di dalam rumah tangga sendiri nggak sama,” ujar FX Rudy.
FX Rudy kemudian menjelaskan kembali pernyataannya setelah ditanyakan ulang oleh wartawan.
“Mertuanya Ibu Iriana, ibunya Pak Jokowi meninggal dunia kan nggak melayat kok, sampai tahlilan terakhir seribu hari nggak hadir kok. Itu menurut saya ngapain sakit hati wong Mbak Mega dipret itu wajar bagi saya. Wong mertuanya sendiri saja tidak dihargai dihormati. Yang membesarkan Pak Joko Widodo yang bisa menjadi presiden. Kalau Pak Joko Widodo nggak jadi presiden kan nggak jadi ibu negara,” imbuhnya.(detik.com)